Sakaratul Maut
·
Menurut Medis
Sakaratul
maut (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian,
yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Atau Sakaratul
maut merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki
berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian
merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta
hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya
aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap.
Sakartul maut dan kematian merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan,
serta merupakan suatu fenomena tersendiri. kematian lebih kearah suatu proses,
sedangkan sakaratul maut merupakan akhir dari hidup.
·
Menurut islam
Maksud
sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan
himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya.
Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara akhirat, sehingga manusia
sadar, yakin dan mengetahuinya. Ada yang berpendapat al haq adalah hakikat
keimanan sehingga maknanya menjadi telah tiba sakaratul maut dengan kematian.
Seperti dalam ayat:
كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ
{26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ
بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
{30}
"Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan". Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau". [Al Qiyamah: 26-30]
"Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan". Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau". [Al Qiyamah: 26-30]
2.2
Ciri-ciri Orang yang Akan Meninggal
Orang yang menghadapi sakaratul maut
akan memperlihatkan tingkah laku yang khas, antara lain :
1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang
dimulai pada anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan,
ujung hidung yang terasa dingin dan lembabz
2. Kulit
nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat
3. Nadi
mulai tak teratur, lemah dan pucat
4.
Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene stokes
5. Menurunnya
tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada
biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap
individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan
cemas nampak lebih pasrah menerima.
2.3 Proses Sakaratul Maut
Dalam Medis
·
>7 – 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati.
Penghubung ke otak mulai mati.
·
>1 – 4 Jam
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku n rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku n rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
·
>4 – 6 Jam
Rigor Mortis terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
Rigor Mortis terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
·
>6 Jam
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
·
>8 Jam
Suhu tubuh langsung menurun drastis.
Suhu tubuh langsung menurun drastis.
·
>24 – 72 Jam
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
·
>36 – 48 Jam
Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.
Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.
·
>3 – 5 Hari
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
·
>8 – 10 Hari
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
·
>Beberapa Minggu
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.
·
>Satu Bulan
Kulit Anda mulai mencair.
Kulit Anda mulai mencair.
·
>Satu Tahun
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.
·
Mengingat mati bukan utk menakut-nakuti tp utk
dijadikan pelajaran spy kita menjadi insan yg lebih baik lagi & Takut pada
Tuhan.
Manusia tidak perlu sombong, tiap2 yg hidup pasti mati
Manusia tidak perlu sombong, tiap2 yg hidup pasti mati
Dalam Islam
Proses
sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak
dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita
menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk,
bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara
bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul
maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti
dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit
sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa
sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang
selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul
maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak.
Demikianlah rencana Allah. Wallahu a'lam bis shawab.
Sakaratul
Maut Orang-orang Zhalim
Imam Ghozali
mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk
melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun
memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar
berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan
satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari
mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak
sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang
wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk
menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh
lebih dahsyat dari itu.
Kisah ini
menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi
ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh
kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta
dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar
serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari
timah keras.
Itulah wajah
Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh
kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka
kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang
sisa hidup kita.
Alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada)
dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan
tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu
dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan
terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An'am 6:93)
(Yaitu)
orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim
kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata);
"Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat
menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu
kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di
dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.
(QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir
sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat
Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, "Semoga
Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa
hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir
menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu.
Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! " Ketika itulah orang
yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Ketika sakaratul
maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap
keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan
padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tak
seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah
diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau
di neraka".
Dan inilah
ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka,
"Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan
siksa neraka". Naudzu bila min dzalik!
Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa
Sebaliknya Imam
Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut
sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat
harum.
Dan dikatakan
kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan".
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan
sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat
bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya,
mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala
apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang
yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para
malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah
kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS,
An-Nahl, 16 : 30-31-32)
Dan saat
terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan
menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, "Bergembiaralah,
wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa
menunggumu".
2.4 Peran Perawat Disaat Mendampingi Pasien yang
Sedang Mengalami Sakaratul Maut
1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada
Allah SWT.
Pada
sakaratul maut perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada Allah
sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslem. Jangan sampai seorang
dari kamu mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah, selanjutnya
Allah berfirman dalam hadist qudsi, Aku ada pada sangka-sangka hambaku, oleh
karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang baik . Selanjutnya Ibnu
Abas berkata, Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut, hiburlah dia
supaya bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa dengan Tuhannya itu.
Selanjutnya Ibnu Mas´ud berkata : Demi Allah yang tak ada Tuhan selain Dia,
seseorang yang berbaik sangka kepada Allah maka Allah berikan sesuai dengan
persangkaannya itu. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan apapun jua berada
ditangannya.
2. Membasahi kerongkongan orang yang sedang
sakaratul maut
Disunnahkan
bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang sedang
sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga
untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja
kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk
berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat
meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga
hal itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat.
(Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)
3. Mengajarkannya atau
mengingatkannya untuk mengucapkan kalimat syahadat yaitu La ilaha illallah
Muhammad Rasulullah.
Perawat
muslim dalam mengajarkan atau mengingatkanya kalimah laaillallah dapat dilakukan
pada pasien terminal menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan
nafasnya yang terakhir.
Dalam keadaan
yang seperti itu peran perawat disamping memenuhi kebutuhan fisiknya juga harus
memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar diupayakan meninggal dalam
keadaan Husnul Khatimah. Perawat membimbing pasien dengan mentalkinkan
(membimbing dengan melafalkan secara berulang-ulang), sebagaimana Rasulullah
mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim.
“Talkinkanlah
olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena
sesungguhnya seseoranng yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya
maka itulah bekalnya sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan
itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju surga”.
Selanjutnya
Umar Bin Ktahab berkata Hindarilah orang yang mati diantara kami dan
dzikirkanlah mereka dengan ucapan Laailahaillahllah, maka sesungguhnya mereka
(orang yang meninggal) melihat apa yang tidak bisa, kamu lihat .
4. Menghadapkannya ke arah kiblat.caranya
jika ia berbaring,maka lambung kanannya diarahkan ke lantai.
Disunnahkan
untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah kiblat. Sebenarnya
ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw. Hanya
saja dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus shalih
melakukan hal tersebut
. Para Ulama sendiri telah menyebutkan dua cara
bagaimana menghadap kiblat:
a. Berbaring
terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya dihadapkan
kearah kiblat. Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar ia
menghadap kearah kiblat.
b.
Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap ke
kiblat. Dan Imam Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara yang
paling benar. Seandainya posisi ini menimbulkan sakit atau sesak, maka
biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang membuatnya selesai.
5.
Mendo’akannya agar dosanya diampunin dan dimudahkan keluarnya ruh .Wallahu
A’lam.
Di samping
berusaha memberikan sentuhan perawat muslim perlu berkomunikasi terapeutik,
antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda:
Bila kamu datang
mengunjungi orang sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik
karena sesungguhnya malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan.
Selanjutnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah Rasulullah bersabda apabila kamu
menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka tutuplah matanya
karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan
kata-kata yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan.
Artikel yg bagus
BalasHapusterima kasih untuk ilmu nya
BalasHapusFree Baccarat: Rules of the Game - FEBCASINO
BalasHapusWith the ease of play at FEBCASINO, you'll find the หารายได้เสริม rules and rules for You can always make online 인카지노 online Baccarat with any site, from blackjack 바카라사이트 tables